Saturday, June 13, 2009

Doa dan Ikhtiar


Cita-cita anda dulu seperti apa? Ingin menjadi apa? Sudahkah langkah-langkah yang anda lakukan selama ini mengarah ke cita-cita anda, atau barangkali malah jauh sekali melenceng dari perkiraan anda semula? Sudahkah anda sadar tentang itu, atau belum sama sekali. Pernahkah anda berfikir, segala yang dilakukan terasa sia-sia. Lantas kita seringkali menyalahkan Alloh, Tuhan Yang Maha Berkehendak. Karena tujuan kita tidak tercapai. Terkadang kita cepat sekali menyalahkan Alloh, padahal Alloh punya maksud sendiri dan mana yang terbaik untuk kita. Percayalah kita punya rencana, dan Alloh pun Sang Maha Pencipta punya rencana. Dan yang pasti terjadi adalah rencana Alloh SWT.

Tulisan ini hanya sekedar berbagi pengalaman. Paling tidak ambil sisi baiknya.. Ya… Perasaan itu sama dengan yang saya alami. Waktu SMU dulu ingin sekali saya masuk ITB (Institut Teknologi Bandung). SMU saya, dihabiskan di SMUN 1 Babakan, Cirebon. Kelas 1 dan 2 prestasi saya biasa-biasa saja, tapi 5 besar sih selalu masuk. Kelas 3 SMU saya masuk jurusan IPA tepatnya 3IPA-1. Karena memang waktu itu cuman ada 2 jurusan, kalo tidak IPA ya IPS. Saya juga belum pernah ikut bimbingan belajar, secara tidak sengaja saya ikut Quis Matematika. Lalu saya coba kirim, akhirnya saya menang ternyata yang saya isi benar semua. Saya pun berkesempatan endapat bimbingan belajar jarak jauh. Setiap dua minggu sekali saya dikirimi dokumen/ buku panduan buat belajar. Dengan buku panduan belajar itu saya belajar sendiri karena memang tanpa guru yang didepan kelas yang selalu menerangkan.

Setiap pagi jam 3 an saya bangun dilanjutkan dengan sholat Tahajjud, setelah itu belajar sampai sebelum berangkat sekolah. Rutinitas ini terus dilakukan bisa dibilang hampir setiap hari. Saya sih berharap segala sesuatunya dimudahkan Alloh SWT. Ujian UMPTN pun tiba, namun dalam perjalanan menghadapi UMPTN ada seleksi USMI (Ujian Seleksi Masuk Institusi) atau sejenis PMDK ke IPB (Institut Pertanian Bogor). Alhamdulilah saya diberi kesempatan untuk ikut berkompetensi didalamnya. Karena memang yang disediakan IPB waktu itu hanya 4 orang. Jadi Waktu itu saya masuk dalam 4 orang tersebut. Dari 4 orang itu, yang diterima hanya 1 orang siapa dia? Sekarang orang tersebut sudah menjadi Dosen juga di IPB dan sedang menyelesaikan S2 di jepang. Wuihh…. Hebatkan.

Kita sih berharap waktu itu sebagai jalan untuk adik kelas supaya diberi kesempatan lebih banyak diterima oleh IPB. Karena memang angkatan kita dulu yang dapat menembus IPB. Buat saya sendiri, tidak masalah saya tidak masuk IPB, masih ada UMPTN. Saya berharap banget bisa diterima UMPTN.. sembari berdoa dan ikhtiar hampir setiap hari, setiap waktu. Mohon dimudahkan dan dilancarkan segala sesuatunya oleh Alloh, Tuhan Sang Maha Pencipta. Berdoa saja menurut saya tanpa dibarengi dengan ikhtiar akan sia-sia. Akhirnya UMPTN pun tiba, saya mengambil jurusan Teknik Fisika dan Fisika ITB waktu itu. Soal-soal ujiannya sih menurut saya biasa aja, mudahlah. Tapi, setelah pengumuman di Koran, ko nama saya tidak ada ya…? Apa memang tidak tercetak? Pikir saya waktu itu..

Sebenarnya bukan tidak lolos. Saya coba berfikir positif aja. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan saya tidak masuk. Pertama, memang yang berminat di jurusan tersebut terlalu banyak dan sudah begitu orang-orangnya pinter-pinter semua. Jadi bisa dibayangkan, dengan daya tampung sedikit yang mau tes memperebutkan kursi yang disediakan tidak sebanding. Kedua, jawaban saya tidak masuk saat mesin pambaca jawaban memeriksa. Bisa sajakan.. Ketiga, memang belum beruntung he…he.. IPB tidak masuk, ITB apa lagi… wah nganggur deh… ternyata Doa dan ikhtiar saya sia-sia, pikr saya waktu itu… sedih.

Singkat cerita, setelah semuanya tidak menerima. IPB memanggil kembali tapi untuk D3-nya. Ya wislah.. dari pada tidak kuliah… saya ambil saja dan seterusnya… Yang hendak saya sampaikan disini adalah terkadang kita terlalu terburu-buru menyalahkan Alloh, merasa segala sesuatu yang dikerjakan sia-sia, berdoa tiap malam tiada berguna. Mungkin Alloh, Tuhan Yang Maha Berkehendak punya rencana lain untuk kita, yang menurut pandangan Alloh, terbaik. Bukankah Alloh itu Maha Tahu. Kita punya rencana, Alloh pun punya rencana dan yang pasti terjadi adalah rencana Alloh. Sadari itu… Kita itu manusia yang sangat lemah, kita tidak tahu apa yang akan terjadi didepan kita.

Saya sadarnya sekarang, ternyata memang benar Alloh itu sayang ke kita. Coba kalo saya dulu masuk ITB, mungkin tidak bisa seperti sekarang. Sekarang saya bisa melanjutkan ke SI Jurusan Teknik Sipil dengan biaya sendiri, Alhamdulillah sudah lulus. Mengenal teman-teman dari beragam profesi. Pokoknya banyak sekali hikmah yang saya alami dan rasakan, yang apabila saya jabarkan mungkin 100 halaman baru habis. Yang perlu kita perbaiki adalah cara pandang kita terhadap Alloh, jangan sekali-kali berburuk sangka. Biasakanlah selalu berpikiran baik terhadap Alloh. Kita tidak tahu mana yang baik, mana yang tidak baik. Percaya dan yakin bahwa Alloh SWT senantiasa memberi yang terbaik untuk kita. Jadi tugas kita hanya berdoa, barengi dengan usaha dan ikhtiar dan serahkan atau tawakallah dalam meraih hasilnya… itu saja.

No comments:

Post a Comment

Isi dengan kata-kata yang baik ya...